Sekarang Mika-chan pergi. Padahal dialah orang yang kusayang dan sering bersamaku setelah Nii-chan dengan yang lain. aku tak tahu harus berkata apa. Akhirnya aku tutup mulut. Aku jarang tertawa seperti bersama Mika-chan. Aku memasang muka cemberut. Dengan begitu tak akan ada yang duduk di sampingku. Aku tetap merengut. Walau sekarang Mika-chan tak ada, aku hanya mempunyai penghapusnya yang ia pinjamkan dan kertas ulangannya yang kusimpan setelah ia pergi. Nii-chan mengajakku duduk berdua, tetapi aku malas. Dengan malas aku langsung duduk di sebelah Yoka-chan. Walau Yoka-chan membosankan, tapi dia baik hati dan tegar. Kurasa akan aman dari gerutu Nii-chan. Satu hari berlalu. Nii-han tetap bersama teman lainnya. Aku hanya ke perpustakaan dan makan saja selama istirahat. Aku tak tahu apa yang akan terjadi.
Seminggu sudah berlalu sejak Mika-chan pergi. Nii-chan memaksa aku duduk. Kuladeni. "Sekarang apa yang harus kulakukan", batinku. Nii-chan langsung memohon padaku."Kalau Li-chan ngajak aku duduk sama dia, bilang nggak ya!". Ternyata Nii-chan cerita kalau Li-chan itu cuma ada maunya. Dia mau memanfaatkan kepintaran Nii-chan! Memang gak bisa dibiarkan. Daripada aku kena masalah. Aku tolak. Tapi dia tetap memohon. Untung ulangan dibatalkan. Aku bertanya kenapa ia tidak mau. Nii-chan menjawab,"Li itu kalau kita nggak menurut apa katanya, kita dibicarakan dari belakang! Aku nggak suka. teman sebangkunya saja juga dibicarakan hal yang jelek-jelek".
Dari situ aku tahu, kalau Li-chan sebenarnya mempunyai perihal buruk. Toh, dia sudah menjauhiku... Mungkin dia yang menganggap aku menjauhinya. Dan membicarakanku....
To Be Continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan saya kata di setiap anda membaca
Aku masih kecil, loh!