Welcome to Hot Tea Cup
Bella's Here!
Saya menuangkan semua apa yang ingin disampaikan seperti cerita, perasaan dan lain-lain.
Tujuan hidup yang lebih kuat dan masa-masa sekolah yang menyenangkan.
Please feel it and enjoy it!
Selasa, 21 Desember 2010
GDGD-Dogs
Title: GDGD-Dogs
Author: Ema Tooyama
Genre: Comedy, shoujo
Magazine: Aria issue #10
Bonus Factors: Manga artists in-training, reverse-harem, shy girl!
THE GIST: Kanna Tezuka is a super-serious girl who is enrolled in a special “manga artist” course at school. But she has a secret–she’s actually already a manga artist! Her first series is currently running in a manga magazine.
When Kanna comes to her first day of class, she finds that there are three other students enrolled in the manga artist course, and they’re all good-looking guys!!
Unfortunately, Kanna hates interacting with people, and hot guys make her sick. But the three boys know her secret (viva Wikipedia)! Since they all have high goals for becoming manga artists, they ask Kanna to train them. She agrees, if only to get them to keep their mouths shut.
THE CLIFFHANGER: Kanna begins teaching the boys her methods. She says that one must make one’s own pen tip by hand, and squeeze the ink from a squid! The boys are all riled up, ready to do anything, when–aah, man, they’re feeling pretty tired out. Time to quit for the day. Will Kanna be able to teach these impossible students?!
THE PLAYERS: Kanna is pretty boring, as are the three boys– Fumio (the blondie), Fujio (the serious glasses-guy), and Shouta (the one who always looks kind of zoned out)– they work well as a group, but individually they’re quite bland. Though like I said, if you consider all three boys as one character, it’s a good character. They’ve all got their super-high goals (like winning tons of awards, getting their manga made into a movie), and they seem so determined, but they give up at the drop of a hat!
Back to Kanna. She’s a boring character, but she has some moments. For instance, how intense she is about her manga! She’s used as a comedic foil, basically.
THOUGHTS: GDGD-Dogs doesn’t seem like it’s going to shape up to have much of a plot. The chapters are pretty short (about 15 pages each; both chapters 1 and 2 were published in one issue of Aria), so it seems like it might be more of a gag comic?
Nonetheless, it’s a fun concept. I laughed a couple of times. I’m going to stick with it because it’s an Ema Tooyama comic, but overall GDGD-Dogs isn’t as great as I expected it to be. __________________
Sunflower Garden part 3* Gretta Gibo
Aku merasa kesepian, tidak ada tawa yang membuatku hangat itu. Kini aku kedinginan di bangku-ku. Apa ini? Rasa sedih? Aku harusnya tak mengenal rasa sedih? Inikah rasa hidup itu?Nii-Chan tak sekalipun menatap padaku. Ia sudah terpaku dengan Li-Chan dan kawan-kawannya. Aku sendiri sekarang, duduk dengan berdoa agar mereka semua akrab. Tapi, apakah ini yang aku inginkan? Apakah ini yaang aku harapkan untuk kebahagian Nii-Chan? Aku jadi bingung.
Aku sesekali melirik Nii-Chan, tapi dia tetap tak meliriku. Mungkin itulah yang diharapkan Nii-Chan, berada di sisi temannya yang dulu. Aku merasa bersalah telah berada di samping Nii-Chan selama 3 bulan ini. Setiap aku bertemu dengannya, aku acuhkan dia. karena aku tak mau melihat dia bersama temannya dan meninggalkanku. Tiba-tiba datang Fakushima datang dan menanyaiku, "kenapa nggak bareng sama Niiko?". Aku hanya terdiam, tak tahu harus menjawab apa. Jika aku menjawab "sedang malas", pasti ia akan berpikiran buruk tentangku, tapi jika kubilang "dia sudah menemukan teman baru" nanti Fakushima salah paham. Aku tak tahu harus bagaimana. Aku langsung menjawab "lagi malas", biar saja apa yang dipikirkan Fakushima, yang penting Fakushima tidak jadi membenci Nii-Chan. Aku berbuat seperti itu karena Nii-Chan menyukai Fakushima-sama. Jika Fakushima membenciku, aku tidak masalah. Karena aku tak bermaksud apa-apa dengan dia. Yah, aku tak berminat dengan status 'pacaran', sih. Aku juga belum mengerti tentang ini. Yang penting, impian Nii-Chan sudah terselesaikan dan aku harus mencari tahu rasa apa yang menghantui aku ini.
Continued...
Aku sesekali melirik Nii-Chan, tapi dia tetap tak meliriku. Mungkin itulah yang diharapkan Nii-Chan, berada di sisi temannya yang dulu. Aku merasa bersalah telah berada di samping Nii-Chan selama 3 bulan ini. Setiap aku bertemu dengannya, aku acuhkan dia. karena aku tak mau melihat dia bersama temannya dan meninggalkanku. Tiba-tiba datang Fakushima datang dan menanyaiku, "kenapa nggak bareng sama Niiko?". Aku hanya terdiam, tak tahu harus menjawab apa. Jika aku menjawab "sedang malas", pasti ia akan berpikiran buruk tentangku, tapi jika kubilang "dia sudah menemukan teman baru" nanti Fakushima salah paham. Aku tak tahu harus bagaimana. Aku langsung menjawab "lagi malas", biar saja apa yang dipikirkan Fakushima, yang penting Fakushima tidak jadi membenci Nii-Chan. Aku berbuat seperti itu karena Nii-Chan menyukai Fakushima-sama. Jika Fakushima membenciku, aku tidak masalah. Karena aku tak bermaksud apa-apa dengan dia. Yah, aku tak berminat dengan status 'pacaran', sih. Aku juga belum mengerti tentang ini. Yang penting, impian Nii-Chan sudah terselesaikan dan aku harus mencari tahu rasa apa yang menghantui aku ini.
Continued...
Sunflower Garden part 2* Gretta Gibo
"Nii-chan takkan meninggalkanku, kan?" Nii-chan hanya tersenyum padaku dan tertawa kecil. Aku yakin, Nii-chan-lah yang akan menjadi sahabatku. Aku akan menjadi malaikat bagi Nii-chan! Kebahagiaan Nii-chan akan kujaga! Selama aku bersama Nii-Chan, aku bercanda dengan Enma-Chan, Fakushima, dan Mika-Chan. Aku bahagia bersama mereka. Aku berbagi dan menyontek bersama mereka. Tapi, suatu hari, Nii-Chan menatap pada Dai-Chan dan Moru-Chan. Aku hanya menunduk kaku dan berfikir yang aneh-aneh. "Mungkinkah itu kebahagiaan Nii-Chan yang sebenarnya? Benarkah itu?" Karena tekadku sudah bulat untuk menjadi malaikat Nii-Chan, aku berusaha mengakrabkan mereka. Mula-mula kutanya soal yang paling susah jawabannya hingga ia harus bertanya pada Li-Chan. Li-Chan memberi tahu jawabannya bahkan mengajari Nii-Chan. Legalah aku, muncul tawa di wajahnya. Walau sedikit sedih, aku tak mau berhenti sampai di sini! Langkah ke-2 aku duduk bersama Mika-Chan agar Nii-Chan tak mendapat tempat duduk. Bukan karena aku benci, tapi untuk membuat Nii-Chan duduk di sebelah Li-Chan. Nii-Chan melihatku duduk dengan Mika-Chan. Nii-Chan langsung meminta duduk di sebelah Li-Chan dan berhasil! Akirnya ia ada dalam lingkaran pertemanan Li-Chan, Dai-Chan, Moru-Chan dan Mike-Chan. Tapi, kenapa aku merasa sedih seperti ini, hatiku seperti mau runtuh. Aku tak bisa duduk dengan tegak, kugenggam kedua tanganku. Aku berkeringat dingin, apakah benar ini yang rasanya sedih itu?
Continued..
Continued..
Langganan:
Postingan (Atom)