Present By Novel Handphone Indonesia
Putri Nabila Auliya
Apa aku bisa bertemu dengan Andy lagi...
Itulah yang pertama kali aku pikirkan setiap melamun.
Aku begitu berharap Andy datang padaku.
Tapi tidak mungkin Andy akan menyukaiku...
"Kelin, katanya ada anak baru, lho! Dia datang hari ini!"
Semoga itu Andy. Tapi aku berharap terlalu jauh.
Kelas dimulai. Sebelum itu ada penyambutan siswa baru.
"Perkenalkan, ini Andy Figg"
Mataku terbelalak. Tak menyangka Tuhan akan mengabulkan permohonanku ini. Aku tersenyum malu dan setengah kaget. Tempat duduknya ada di belakangku. Ini kesempatan bagus untuk berbaikan dengannya setelah 5 tahun tidak bertemu.
Hari ini aku bertugas membersihkan penghapus papan tulis kelas sendiri. Aku mungkin tidak bisa bertemu dengan Andy...
"Maaf"
Suara Andy dari belakangku.
Aku menengok dan melihat wajahnya. Sangat berbeda dengan yang dulu.
"Aku mau mengambil barang yang ketinggalan" katanya.
Aku mempersilakannya dan memandianginya.
"Kau belum pulang?" tanya Andy padaku.
"Aku diberi tugas" jawabku sambil membelakanginya.
Dia diam sejenak dan membantuku. Aku ingin melihatnya walau dari belakang. Sebentar saja.
Waktu ke waktu sudah Andy lewati bersamaku. Aku menjadi sering tersenyum dan tertawa bersamanya.
Apa dia masih ingat soal kejadian 6 tahun yang lalu?
Kini saatnya aku mulai bertanya!
"Apa kau pernah mencium seorang perempuan?" tanyaku dengan ragu.
"Entahlah"
Aku kecewa karena dia sudah lupa akan kejadian itu.
"Kalaupun pernah, aku sama sekali tidak menyukai dia"
Aku tertegun dan hampir menangis. Pandanganku menjadi sedikit kabur akibat air mataku. Andy tak begitu terlihat jelas oleh mataku.
"Maaf, kalau aku waktu itu menamparmu saat kau menciumku. Ternyata kau saja sudah lupa"
Aku meninggalkan Andy sendiri.
Selama 6 tahun aku merisaukannya dan ternyata dia lupa.
Rintikan hujan menyamarkan air mataku.
Esoknya. Aku datang ke sekolah dengan rasa bimbang. Tanpa sengaja aku melihat Andy dan teman-temannya bercakap-cakap. Aku ingin tahu Andy berbicara tentang apa.
"Kau pernah mencium Kelin!"
"Kelin kan anak yang jelek dan cengeng"
Aku terpukul dengan anggapan mereka padaku. Mungkin Andy berpendapat sama tentangku.
"Aku tak tahu kaliam menilai dari mana. Tapi Kelin adalah orang yang aku suka sejak dulu. Dan jika kalian masih mengejeknya, aku akan menghajar kalian!" kata Andy sambil memukul meja.
Aku malu sampai tak sadar aku membuka pintu.
Mataku kabur lagi, tapi tak seperti kemarin.
Tetesan air mataku adalah air mata kebahagiaan yang sangat kusukai.
"Kalau kau berkata begitu... Aku juga sama!"
"Aku suka!"
Ucapan dari bibir seorang gadis yang menjadi seorang putri dari kekasihnya. Sudah terucap!
End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan saya kata di setiap anda membaca
Aku masih kecil, loh!